Jumat, 16 Oktober 2015

Ujian Kedua Para Pengikut Perjalanan Mengarungi Dunia Filsafat Ilmu



      Akhirnya bertemu kembali dengan perjalanan mengarungi dunia filsafat ilmu setelah perjalanan minggu kemarin yang sempat tertunda karena pemimpin perjalanan (Prof. Marsigit) sedang sakit. Alhamdulillah untuk perjalanan kali ini beliau dapat memimpin para pengikut perjalanan. Perjalanan kelima mengarungi dunia filsafat ilmu pada hari Selasa, 13 Oktober 2015 pukul 11.10 – 12.50 WIB di ruang 305B Gedung Lama Pascasarjana Universitan Negeri Yogyakarta bersama Prof. Marsigit kali ini dimulai dengan test filsafat kedua. Test tentang istilah-istilah yang terdapat dalam dunia filsafat. Soal test kedua ini jumlahnya sama seperti jumlah test pertama dulu yaitu 50 buah soal dengan jawaban singkat.Adapun hasil-hasil test dan dari elegi yang sudah diposting Bapak dapat saya simpulkan sebagai berikut:
  • Realisme                      : Filsafat yang obyeknya di luar pikiran
  • Idealisme                     : Filsafat yang obyeknya di dalam pikiran
  • Rasionlisme                 : Filsafat yang dibangun berdasarkan rasio
  • Empirisme                   : Filsafat yang dibangun di atas pengalaman
  • Absolutisme                : Filsafat dimana nilai kebenarannya bersifat mutlak
  • Koherentisme              : Filsafat dengan nilai kebenaran koheren
  • Naturalisme                 : Filsafat dengan obyek benda-benda alam
  • Skeptisisme                 : Filsafat yang berlandaskan keraguan
  • Transendentalisme      : Filsafat yang mempelajari logika para Dewa
  • Materialisme                : Filsafat yang hakekatnya adalah materi
  • Teleologi                     : Filsafat yang mengatasi segala ramalan dan prakiraan
  • Analitik                       : Nama lain Filsafat Bahasa
  • Filsafat Alam              : Filsafat pertama
  • Reduksionisme            : Filsafatnya hidup adalah pilihan (memilih)
  • Utilitarian                    : Filsafat yang kebenarannya berdasar asas manfaat
  • Hedonism                    : Filsafat yang hanya mengejar kenikmatan dunia
  • Kapitalisme                 : Filsafat yang dibangun berdasarkan asas Permodalan
  • Individualtism             : Filsafat yang berdasarkan criteria diri
  • Obyektivisme              : Filsafat yang kebenarannya memerlukan konfirmasi orang lain
  • Foundationalisme        : Filsafatnya yang menggunakan permulaan
  • Intuitionisme               : Filsafatnya yang tidak menggunakan permulaan
  • Infinite regress            : Filsafatnya yang tidak mau berhenti
  • Tuhan                          : Kausa Prima
  • Induktionisme             : Filsafatnya dari khusus menuju umum
  • Nihilisme                     : Filsafat yang berkaitan dengan ketiadaan
  • Monism                       : Filsafat dimana yang ada adalah “satu”
  • Dualisme                     : Filsafat dimana yang ada adalah “dua”
  • Pluralisme                    : Filsafat dimana yang ada adalah “banyak”
            Setelah test kedua ini selesai dan para pengikut perjalanan sudah mendapatkan nilai dari hasil test kedua tersebut, para pengikut perjalanan dipersilahkan untuk membuat pertanyaan apapun itu yang akan dijawab oleh Prof. Marsigit dari segi filsafat. Adapun beberapa pertanyaan para pengikut perjalanan yang sudah dijawab oleh Bapak adalah sebagai berikut :
1)      Apakah jodoh bersifat relatif? (Azmi Yanianti)
Ø Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita harus memposisikan berfilsafat yaitu olah pikir. Dilihat dari tingkatan dimensi dari yang paling dasar yaitu material, formal, normatif hingga yang paling tinggi yaitu spiritual kita harus dapat mengetahui apakah penjelasan jodoh itu mengenai perkawinan, percintaan atau pernikahan.Karena seperti apa yang sudah dijelaskan di dalam elegi-elegi bahwa sehebat-hebat pikiranku (manusia) tidaklah aku (manusia) mampu menjelaskan semua perasaanku (manusia), sehebat-hebat perkataanku tidak mampu untuk mengucapkan semua pikiranku, sehebat-hebat tulisanku tidak akan mampu menuliskan apa yang aku ucapkan, sehebat-hebat, segesit-gesit, selincah-lincah tindakanku tidak akan mampu untuk melaksanakan semua tulisan. Itulah bukti bahwa pikiran tidak akan mungkin menjangkau spiritual sekalipun Raja Thailand yang sudah dipercaya dan dianggap sebagai setengah manusia dan setengah dewa. Begitu juga dengan pernikahan. Pernikahan  merupakan struktur yang lengkap (mencakup semua dimensi yaitu material, formal, normative dan spiritual). Ada bagian dimana manusia tidak mampu untuk memikirkannya seperti bagaimana mereka bisa bertemu, bagaimana bisa sang calon istri ternyata menjadi istri atau sebaliknya. Hal seperti itulah yang tidak mampu difikirkan oleh manusia. Di dalam filsafat disebut dengan spiritual yang hanya bisa ditetapkan dengan do’a. Jika diturunkan lebih jauh lagi, jodoh tidak hanya berlaku bagi manusia, bisa berlaku bagi hewan dan tumbuhan. Misalkan saja hewan monyet, seekor monyet tidak mempermasalahkan jodohnya. Mereka biasa-biasa saja ketika mengetahui pasangan yang baru saja menjadi jodohnya, tidak lama kemudian sudah berjodoh dengan yang lain. Begitu juga dengan tumbuhan, buah cipir berjodoh dengan pohonnya, mereka akan melilitkan pohon berlawanan dengan arah jarum jam ke pohonnya. Itulah yang disebut dengan potensi. Begitu jugan manusia, manusia memiliki potensi untuk menikah. Semua terserah kepada manusia apakah mau atau tidak. Potensi jika diturunkan akan menjadi insting  (hewan) dan menjadi intuisi (manusia) yang diturunkan lagi menjadi pengalaman.
Penggunaan bahasa di dunia juga harus disesuaikan dengan levelnya, kata-kata yang menyesuaikan keadaan itu yang disebut dengan menembus ruang dan waktu. Orang cerdas di dalam filsafat adalah orang yang sopan santun dalam ruang dan waktu. Jika ingin tuntas di dalam mengetahui filsafat maka bacalah fikiran para filsuf tentang jodoh. Salah satunya adalah yang sudah tertuang di dalam elegi yang berjudul Romantism. Di dalam romantism, orang yang paling berkuasa adalah orang yang paling romantic. Misalkan saja di dalam kelas maka orang yang paling romantis saat itu adalah Prof. Marsigit karena di kelas beliau yang paling berkuasa. Orang yang paling romantic di UNY adalah Bapak rektor UNY. Orang yang paling romantis di dunia adalah Barack Obama karena dia memiliki senjata yang dapat mengalahkan dunia (sehingga pertempuran-pertempuran yang terjadi dapat kita abstraksikan sebagai pemerkosaan).
2)      Bagaimana jika tujuan hidup tidak sesuai dengan fakta atau kenyataan yang terjadi? (Aida Rukmana Hadi)
Ø Tujuan di dalam filsafat disebut dengan idealism (sesuatu yang ada di dalam fikiran). Banyak perspektif yang dapat digunakan untuk mendekati pertanyaan tersebut yaitu adanya tesis dan anti tesis adanya sintesis antara berhasil dan tidak berhasil, sintesis antara kenyataan dan tujuan, sintesis antara takdir dan usaha, sintesis antara sehat dan sakit. Semua yang difikirkan itu bersifat relative, tidak ada yang absolut karena yang absolut hanyalah kuasa Tuhan. Seperti halnya keberhasilan, keberhasilan merupakan suatu hal yang relative karena tidak semua manusia mengerti tentang kriteria keberhasilan itu seperti apa, ada kriteria keberhasilan yang mungkin kita tidak menyadarinya. Terkadang adanya kegagalan membuat kita semakin bertawakal, semakin berusaha dan suatu ketika membuahkan hasil dengan karakter berbeda, sungguh itu akan memberikan makna yang berlipat ganda. Contoh nyata yang diberikan oleh Bapak adalah dulu rumah beliau terlihat angker karena ada bambu yang menjorok di rumah yang apabila hujan akan roboh dan terkadang membuat genteng roboh, terkadang berbahaya jika listrik juga mati. Sebenarnya Bapak berhak memotong pohon bamboo tersebut karena sudah menganggu rumahnya tetapi karena beliau termasuk orang yang baru di sana maka beliau menjunjung tinggi prinsip kunc keberhasilan bermasyarakat yaitu Pantang Bermusuhan dengan Tetangga, karena tetangga itu layaknya saudara bagi kita karena jika ada apa-apa maka tetanggalah orang yang pertama akan membantu kita setelah keluarga kita. Maka bapak hanya bisa berusaha dengan spiritual yaitu dengan do’a kepada Tuhan agar diberi solusi dari permasalahan tersebut. Akhirnya setelah beberapa lama, anak dari pemilik pohon tersebut akan dibuatkan rumah di situ tetapi sang anak tidak mau karena ada bamboo tersebut. Akhirnya pohon bambu tersebut dijual dan sang pemilik baru pohon baru tersebut menebang pohon itu dan kemudian membangun sebuah rumah di sekitar rumah Bapak. Itulah jawaban Tuhan dari do’a yang selama ini dipanjatkan, do’a yang menjadi solusi bagi Bapak sehingga baik untuk Bapak, baik untuk tetangga. Sikap Bapak tersebut merupakan sikap menunda perkara, menanda sikap, menunda aktivitas yang berpositif thinking kepada Tuhan agar diberikan solusi. Salah stu penyakit berfilsafat adalah negative thinking (mendahului kehendak Tuhan) kepada Tuhan yang merupakan penyakit spiritual. Belajar berfilsafat adalah belajar merefleksikan diri untuk tahu bahwa sebenarnya kita itu tidak tahu. Contohnya adalah dengan membaca elegi- elegi yang terdapat di dalam blog Bapak. Karena sebenar-benar musuh filsafat adalah orang yang merasa sudah mengerti atau orang Hege Mongso yaitu orang yang tidak sesuai dengan ruang dan waktu.
3)      Kenapa Matematika murni disebut dengan koherentism? (Evvy Lussiana)
Ø  Di dalam matematika murni hanya membuat tentang definisi, aksioma, teorema. Kita sebut sampai 1000 kalipun teorema yang ada tidak boleh bertentangan dengan teorema pertama. Itulah yang disebut dengan konsisten. Konsisten di dalam filsafat disebut dengna koherentism. Lawan dari koherentism adalah cocok dengan ruang dan waktu (korespondensi). Pikiran termasuk di dalam koherentism dan penglihatan merupakan contoh korespondensi. Misalnya dengan jawaban yang sama mengenai pertanyaan warna jilbab yang dipakai salah satu pengikut perjalanan yaitu warna biru. Kecocokan jawaban inilah yang disebut dengan korespondensi. Sedangkan jika berhubungan dengan logika yang memisalkan bahwa semua jilbab berwarna kuning dan ada orang yang memakai jilbab maka otomis warna jilbab yang dipakai adalah kuning tidak terpengaruh dengan kenyataan warna jilbab yang ada,itulah yang terjadi di dalam dunia matematika murni yang berhubungan dengan pemisalan yang akhirnya disebut dengan konsisten. Hal ini ditentang oleh Immanuel Kant yang berpendapat bahwa ilmu harus berdasarkan pikiran dan pengalaman (fakta). Sebenar-benarnya hidup adalah interaksi antara fikiran dan pengalaman. Tidak bisa manusia hidup hanya berdasarkan fikiran saja atau pengalaman saja.
4)      Bagaimana para filsuf menjawab ketidakpastian di dalam hidupnya? (Heru Tri Novi Rizki)
Ø Sebenarnya persoalan di dalam filsafat hanya ada dua, salah satunya adalah jika yang engkau fikirkan ada di dalam fikiran maka bagaimana dirimu mampu untuk menjelaskan. Seperti contoh pembuatan buku setebal dua meter untuk menggambarkan bagaimna perasaan cinta seorang suami kepada istri. Sunggu hbuku yang setebal itu belum mampu untuk menjelaskan semua perasaan suami kepada istri karena apa yang ditulis baru mewakili apa yang terjadi sekarang dan dulu, untuk hal yang terjadi besok kita tidak tahu karena belum terjadi. Karena mungkin saja perasaan menjadi berubah-ubah kedepannya. Sehingga yang sebenar-benarnya terjadi adalah langkah, perbuatan, sikap, perasaan,penglihatan, pendengaran itu merupakan konsep membangun hidup. Sesuatu dibangun dengan obyek yang ada dan mungkin ada seperti membangun hidup, membangun kepercayaan, membangun kesadaran, membangun tubuh dan masih banyak lagi.

2 komentar: