Pertemuan Kesebelas
Perkuliahan Filsafat
Ilmu
Hari Selasa, 1 Desember
2015
Pukul 11.10 – 12.50 WIB
Di Ruang 305B Gedung
Pasca Lama
Universitas Negeri
Yogyakarta
Bersama Bapak Prof.
Marsigit
Diawali dengan cerita Bapak yang mengatakan bahwa Bulan Desember
merupakan bulan yang penuh barokah bagi beliau karena di Bulan Desemberlah
orang-orang yang beliau sayangi lahir dan mengadakan acara yang menyenangkan.
Diantaranya adalah tanggal 22 Desember (ultah menantu dan pernikahan menantu),
24 Desember (ultah cucu), 21 Desember ( ultah anak pertama), 30 Desember (ultah
anak kedua). Dilanjutkan seperti pertemuan-pertemuan sebelumnya yaitu dengan
adanya test jawab singkat. Test jawab singkat pada pertemuan kali ini merupakan
test jawab singkat yang spesial karena jumlahnya yang lebih banyak daripada
test-test sebelumnya yaitu 55 serta boleh direkam (ada maksud tertentu yang
akan disampaikan oleh Bapak nanti). 1001 cara dapat kita lakukan untuk memahami
filsafat namun 1001 cara pula dapat kita lakukan untuk tidak dapat memahami
filsafat.
Adapun soal-soal yang
diberikan pada test jawab singkat kali ini adalah sebagai berikut
Seperti yang biasa dilakukan, untuk mengitung nilai maka
benar dikali dengan dua. Ujian kali ini
memang berbeda dari ujian sebelumnya. Ketika tiba pengoreksian dari
jawaban-jawaban teman. Semua jawaban teman dari nomor 1 – 55 di coret baik yang diisi maupun tidak
diisi. Bapak menyuruh kita untuk melakukan itu dengan mantap dan jangan
ragu-ragu.Setelah semua mendapat nilai 0 maka jawaban dikembalikan kepada teman semula
atau pemiliknya masing-masing.
Hal yang tidak biasa yang dilakukan oleh Bapak ini merupakan cara Bapak yang ingin
menyempurnakan metode beliau. Metode yang ingin membuat mahasiswanya mendapat
nilai 0 semua. Bapak menjadi lega, dan mahasiswa risau. Hal yang terjadi
barusan menunjukkan bahwa mahasiswa telah menunjukkan permainan ujian.
Sebenarnya ujian adalah hal kecil dimana seseorang bisa tebak sana, tebak
sinim, semua orang bisa melakukan. Jika ada guru yang mengidolakan ujian itu
juga hak seorang guru. Silahkan saja.
Para mahasiswa yang mengikuti perkuliahan Bapak Marsigit
sudah bisa merasakan panas dinginnya ujian bersama beliau. Para mahasiswa sebenarnya
sudah termakan dan terjebak oleh mitos Bapak. Seperti tadi test jawab singkat
tersebut semua jawabannya adalah salah. Di dalam filsafat tidak seperti itu. Sebenar
benar filsafat juga tidak seperti itu. Bagaimana cara agar menyadarkan
mahasiswa yang sudah termakan oleh mitos Bapak yaitu dengan menyatakan bahwa
semua jawaban adalah salah. Bapak bisa membuat baik mahasiswa, guru bahkan
dosen memiliki nilai 0 dengan semua jawaban salah. Itulah yang menyebabkan
bahwa sebenar-benar jawab singkat itu sangat berbahaya. Hakikatnya filsafat
adalah penjelasanmu mengapa engkau menjawab itu. Kuliah itu tidak selamanya
hanya berakhir seperti itu, hanya terfokus oleh test, terhanyut atau larut oleh
kata-kata atau penjelasan yang disampaikan oleh Bapak. Harus lebih banyak
membaca untuk menambah pengetahuan dan wawasan yang ada.
Ujian yang dilakukan tadi sudah berada pada dimensi yang lebih tinggi yaitu dimensi para dewa. Pertanyaan-pertanyaan
tadi mewakili dunianya masing-masing yang
terangkai menjadi satu ikon yaitu ideal. Untuk itu agar timbul suatu ilmu. maka seperti halnya ideal
dan realis. Dua hal yang sebenarnya sangat jauh kemudian kita dekatkan jadi
persoalan dalam fikiran saya. Itulah dunia idealnya realis. Penjelasan mengenai
dunia realis itulah yang akan menjadi jawaban dari pertanyaan itu
(sebenar-benar filsafat kita). Test jawab singkat tidak ada hubungannya bagi
seorang filsuf, bagi seorang daksa pemula bolehlah. Jangan salah faham dengan
filsafat. Oleh karena itu jawab singkat seperti yang sudah dilakukan ibarat
pisau yang memiliki sisi positif negative. Positif buat memasak,posisi negatif ketika
digunakan untuk mengancam. Filsafat itu merupakan penjelasan sedemikian rupa
sehingga penjelasan kita dapat dfahami oleh orang awam sekalipun. Contohnya
adalah elegi yang telah dibuat oleh Bapak meskipun terkadang orang awam yang
membacanya pun masih kebingungan.
Pertanyaan no 1-28 di atas merupakan kontradiksi. Kontradiksi
yang merupakan sebagian kecil dari kontradiksi yang ada di dunia ini karena
pada hakekatnya hidup kita merupakan kontradiksi. Contoh dalam kehidupan
sehari-hari adalah makan, jangan makan, kapan makan kapan tidak. Kita harus
dapat menjelaskan kenapa kita makan, kenapa kita tidak boleh makan, kapan kita
makan dan kapan kita tidak makan. tidak hanya sebatas kata-kata jawab singkat yang
tidak ada makna. Ujian test filsafat yang tadi dilakukan merupakan titik balik
dari test jawab singkat. Berikutnya tidak usah ada jawab singkat lagi supaya
kita terbangun terbangun untuk membangun dunia. Berikut beberapa penjelasan
Bapak mengenai test jawab singkat yang sudah dilakukan.
·
Idealnya
realis
Pokok persoalan di dalam pertanyaan tersebut adalah realis. Di
dalam mempelajari realis, satu semesterpun kita tidak akan cukup untuk
memahaminya. Jangan hanya berpatokan dengan penjelasan Pak Marsigit. Bangunlah
sendiri dengan banyak membaca. Jangan hanya copy paste. Itu membodohi diri sendiri dan merupakan
manipulasi. Harus berfikir secara ikhlas, harus komen dengan ikhlas dalam arti
dapat mengerti, dapat memahami apa yang dibaca. Komen itu refleksi bukan hanya sekedar
pamer referensi. Boleh didukung dengan referensi
tapi yang terpenting tetap terkendalikan oleh fikiran kita. Filsafat itu
seperti itu. Kenyataan yang ada, orang Indonesia itu paling sigap ketika diuji dengan test atau
ujian. Namun apalah arti ujian jika kita
tidak faham. Test atau ujian diadakan daripada Bapak terus menjelaskan tetapi
kita tidak sadar atau faham (yang terjadi maka kita akan tertidur).
Di dalam memahami
idealnya realis kita harus memakai Intuisi (Hypotical Analisis dalam bahasa
awamnya adalah ngawur). Realis artinya di luar fikiran atau nyata. Di luar fikiran
tidak ada yang ideal. Ideal yang dimaksud adalah perfect atau sempurna. Di
dunia tidak ada yang sempurna. Contohnya adalah sudut lancip. Di dunia
sebenarnya tidak ada yang lancip. seperti contoh jarum yang sebenarnya ujungnya adalah
lingkaran, begtu juga dengan atom (tidak ada lintasannya yang lancip). Lancip
hanya ada di fikiran, namun pada realnya tidak ada. Yang menjadi masalah adalah
idealnya ada di fikiran, namun yang di luar tidak ada yang sempurna. Bagaimana
cara untuk mengidealkan yang tidak ideal. Contohnya adalah ketika kita belajar Matematika,
ketika kita melakukan kegiatan, ketika kita
mempunyai pacar, mempunyai istri, anggap saja dunia itu ideal. Begitulah
sehingga tidak perlu dipermasalahkan. Contoh lainnya adalah idealnya orang
mengendarai sepeda motor adalah memakai helm, mematuhi rambu-rambu lalu lintas,
jangan menyalip dari kiri. Tetapi kenyataan yang terjadi kebanyakan orang tidak
melakukan itu. Hal itu karena manusia memiliki tujuan, pegangan sendiri untuk
menjalani hidup. Jadi sebenar-benar hidup itu adalah mengidealkan dari yang
realis.
·
Realitasnya
ideal
Contohnya nikah
merupakan ideal. Melaksanakan pernikahan merupakan realnya. Contoh lainnya
adalah orang yang membuat rumah
berdasarkan gambar yang ideal. Jadi intinya adalah menerapkan ideal dengan
realisasi yang ideal pula.
·
Tetapnya
Perubahan
Di dalam diri apa yang
tetap, di dalam dirimu apa yang berubah. Contohnya adalah cinta Bapak kepada
istrinya tetap yang terkadang akan berubah ketika ada perubahan. Yang memahami
berstruktur, yang difahami juga berstruktur. Jika di dalam bahasa pintasnya
yang dimaksud dengan tetaya perubahan adalah perubahan yang tetap. Yang tetap
adalah perubahan itu sendiri. Contoh lain adalah pertumbuhan badan dalam arti
positif negatif. Semakin bertambah umur maka seseorang akan bertumbuh tinggi
badanya (positif) namun lama kelamaan akan tumbuh kembali seperti ketika masa
kanak kanak yaitu orang-orang sepuh yang lama kelamaan akan semakin lupa
(negatif).
·
Berubahnya
Ketetapan
Contohnya adalah batalnya
perjanjian, bubarnya organisasi, bubarnya wadah atau pecahnya wadah misalnya
Yugoslavia negara Besar terdiri dari berbagai negara kecil. Setelah pemimpinnya
meninggal maka negara berantakan dan menjadi perang, batalnya kesepakatan
karena suatu hal, kemudian cerainya suami istri.
·
Fatalnya
Vital
Hidup itu sejatinya adalah
interaksi antara fatal dan vital. Vital adalah ikhtar, fatal adalah takdir. Di
mata Tuhan, ikhtiar manusia termasuk takdir. Takdir dengan ikhtiar adalah usaha
dan doa. Fatalnya vital adalah doanya daripada usaha. Agar dapat hidup harmoni
maka ikhtiar dan doa harus istiqomah. Ada dan diteruskan.
·
Vitalnya
Fatal
Dalam bahasa analog vitalnya
fatal adalah ikhtiarnya takdir atau ikhtiarnya berdoa. Doa perlu diusahakan
seperti sholat jamaah, belajar doa, membaca tahlil, shalawat, istighosah,
ziarah ke makam para wali untuk mendoakan. Hal ini dilakukan untuk menambah
keyakinan.
·
Dewanya
Daksa
Yang namanya dewa pasti
ada daksa.
·
Daksanya
Dewa
Dunia dewa itu berstruktur, maka ada dewa subyek, ada dewa
predikat. Jika Dosen adalah dewa maka daksanya adalah dosen golongan III, dosen gol IV, dosen doctor, dosen profesor dan lain-lain.
·
Intensifnya
Ekstensif
Ekstensif artinya
keluasan. Mendalami jangan hanya disini saja tapi di sana, antara sini dan
sana, sebelum dan setelah sana. Kita usahakan secara intensif artinya kita
tetap menegakkan kesadaran selalu untuk memikirkan berfikir kapanpun,
dimanapun. Contohnya adalah posting yang
dibuat oleh Bapak untuk mengintensifkan ekstensif. Ketika malam-malam masih masih ada mahasiswa yang membaca
postingan maka mahasiswa itu sedang mengintensifkan ekstensif.
·
Ekstensifnya
Intensif
Intensif artinya adalah
sedalam-dalamnya. Untuk itulah dibuat struktur. Sedalam-dalamnya struktur
adalah ontologi yaitu wadah dan isi, jika naik maka akan menjadi bakal konsep.
Bakal konsep yang diekstensifkan maka akan ada konsep 1, konsep 2.
·
Linearnya
Siklik
Siklik artinya
adalah lingkaran. Lingkaran yang jarinya
tak berhingga akan membentuk garis lurus. Seperti halnya dengan pesawat terbang
yang terbang dari Jakarta kembali lagi ke Jakarta. Orang awam akan menganggapnya
datar terus padahal sebenarnya tidak. Ilmu pengetahuan memiliki kesadaran, pesawat
yang dirasa datar ternyata melengkung, mengikuti permukaan laut. Begitu juga
dengan perkuliahan kita, disadari maupun tidak disadari setiap Hari Selasa pada jam yang sama kita bertemu dengan Pak
Marsigit. Siklik yang rutin, ajeg akan menjadi garis lurus.
Berikut beberapa
pertanyaan dari mahasiswa yang masih ada hubungannya dengan soal-soal test
jawab singkat serta penjelasan dari Bapak.
·
Harmoninya
Harmoni (Ricky)
Harmoni merupakan keadaan ideal, seimbang dengan
segenap unsurnya. Seperti contohnya gamelan jawa (tidak ada unsur musik yang
menyebabkan menjadi aneh atau macet). Antara komponen alat-alat gamela saling
mendukung. Contoh lain adalah ciri kehidupan sehat adalah harmoni. Harmoni itu
berstruktur dan berdimensi. Harmoni besar disusun dari harmoni-harmoni yang
kecil. Seperti halnya tubuh (harmoni besar) yang terdiri dari harmoni-harmoni
kecil seperti harmoni darah, harmoni tulang, harmoni otot dan harmoni-harmoni
lainnya. Dan contoh-contoh lain harmoni seperti rumah tangga, makanan dsb.
Hakikatnya harmoninya harmoni adalah harmoni mikrokosmos dan hamoni mikrokomos.
Suatu negara yang kacau maka akan membuat rakyatnya juga menjadi kacau. Jadi
tugas seorang pemimpin itu berat karena menentukan harmoni dan disharmoninya
suatu negara.
·
Dewanya
Dewa (Venti)
Dewa yang berstruktur adalah dewa mikrokosmos dan
dewa makrokosmos. Terdiri dari sifat referensial, intuisi, analogis. Ayam yang merupakan
dewa cacing merupakan contoh secara analogis. Di dalam filsafat biasanya menggunakan
bahasa analog. Kemudian Rajanya Dewa (Dewa wisnu) merupakan contoh referensi. Jika
di abstraksi maka yang dibicarakan mengenai persoalan dewa adalah tentang kekuasaan.
Siapa bisa apa. Di dunia ini penting siapa kuasa apa yang nantinya akan
berhubungan dengan unsur atau komponen yang ada. Bapak Marsigit adalah Profesor
maka kekuasaannya adalah mengenai keilmuan
(membuat makalah, tulisan dan lain.
·
Lampaunya
lampau (tri kurnia)
Fenomena pernah ditelefon oleh waktu lampau. Mungkin
itu suatu hal yang aneh atau asing di telinga kita. Itulah pentingnya olah
fikir. Contohnya dulu Bapak memiliki teman SMP, teman baik. Setelah SMA
berpisah tetapi tetap mengetahui
masing-masing.Teman Bapak meneruskan kuliah bisnis, multilevel dan lama
tidak muncul. Pernah beberapa kali
telfon. PadA telfon terakhir Bapak mengatakan bahwa 1 hari 30 jam Bapak akan
melayani diskusi asal tidak menyinggung
mengenai multilevel. Jika menyinggung multilevel Bapak tidak mau karena bukan
bidang Bapak. Bidang Bapak meliputi keilmuan, filsafat, matematika ,
pendidikan. Teman Bapak menelefon lagi dan Bapak tidak mengangkat. Itu artinya Bapak dikejar-kejar waktu lampau. Kenudian
jika Bapak dan temannya bertemu lagi dan mengobrol tentang masa lampau maka itu
termasuk masa lampau yang terjadi pada masa sekarang. Telfon masa dapat
digambarkan dengan hasil USG yang memperlihatkan detak jantung bayi. Mendahului
melihat dengan teknologi. Jika tidak ada teknologi maka 5 bulan lagi baru kita
dapat melihat detak jantung bayi. Terperosok pada masa lampau juga dapat
digambarkan dengan dosen yang menerangkan pada zaman batu membawa teknologi
atau buku. Itu artinya menembus ruang lampau.
·
Akhirnya
Akhir (Fauziah)
Kuliah ini akan berakhir, rasa lapar ini juga perlu
diakhiri. Berakhirnya kapan termasuk olah fikir. Kita yang memikirkan merupakan
berstruktur. Jawaban yang diungkapkan merupakan kebenaran yang diungkapkan melalui
pendapat kita. Kita tidak akan pernah mengetahui kapan akhiran itu, pergi dari
rumah ke kampus pasti akan menempuh separuh perjalanan, menempuh separuh
berarti menem[uh separuh lagi, separuhnya lagi, separuhnya lagi itu tidak akan
pernah selesai tetapi tetep sampai ke kampus walaupun belum selesai.Pada zaman
Yunani sudah difikirkan sehingga pada kesimpulan bahwa orang tidak akan pernah
sampai pada tujuan, sehingga pada akhirnya kita juga tidak tahu berakhirnya
kapan. Maka akhir yang aku fikirkan pada level spiritual, akhir dari segala
khir adalah keyakinanku mengatakan itu bahwa itu kiamat. Manusia tidak mampu
memikirkannya karena itu kuasa Tuhan. Ketika Bapak sampai rumah, maka tugas
mengajar, perjalanan, pertemuan dengan mahasiswa berakhir. Dunia akhiran
terdiri dari akhiran juga. Kita tidak akan pernah mengerti akan berakhirnya
itu, karena kita tidak akan pernah mencapai tujuan. Sampai Kiamat tidak akan
pernah selesai.
· A priorinya A postriori (Magdalena)
A posteriori
artinya adalah faham setelah melihat. Contohnya pada zaman dahulu sebelum
menikah ada acara tontonan (melihat jodohnya sebelum menikah). Sedangkan A
priori itu belum melihat benda sudah tahu. Jadi A priorinya a posteriori adalah memikirkan pengalaman.
Sebenar-benarnya hidup adalah memikirkan pengalaman dan menerapkan rasio.
Kontradiksinya
Kontradiksi (Novika)
Soal ujian dari no 1-28
merupakan contoh soal kontradiksi yang dipadukan agar kita berfikir. Jika kita
cermat, dalam kehidupan sehari-hari, ilmu
kita diperoleh dari kontradiksi. Contohnya jalan ditutup untuk hajatan. Maka akan
membuat kita berfikir untuk lewat jalan lain, itu merupakan kontradiksi. Jika
aku adalah tesis, maka selain diriku antitesis, aku dan selain diriku adalah kontradiksi.
Kotradiksinya kontradiski terdiri dari kontradiksi mikro dan kontadikso makro,
dunia kecil dan dunia besar. Para pemimpin dunia mengalami kontradiksi, di
negara masing-masing juga mengalami. Setiap negara berstruktur dan menembus
ruang dan waktu. Jika menimpa di badan maka menjadi komplikasi. supaya sinkron
dan sehat maka harus disinkronkan antara mulut, mata pendengaran, mulut,
fikiran. Melihat HP serasa melihat roti kemudian dimakan itu merupakan
komplikasi atau kontradiksi. Kontradiksi juga memiliki batas ruang dan waktunya
artinya terdapat kontradiksi yang tersembunyi (meta kontradiksi) atau yang
tidak terlihat atau kontradiksi semu (kelihatannya tidak tetapi ternyata iya)
Pengalamannya
pengalaman
Sebelum memahami
pengalamannya pengalaman maka kita harus mempelajari pengalamannya rasional.
Rasio juga merupakan pengalama. Ketika terdapat perbedaan maka levelnya juga
akan beda. Rasio akan sama dengan pengalamana maka levelnya aka naik. 2 + 2 = 4
akan benar maka levelnya ini, jika salah maka levelnya itu. Struktur pengalaman
artinya multifaset, multidimensi, multimuka. plural wajahnya. Jadi jika menjadi
seorang presiden maka pengalaman politik, berbisnis, ke luar negeri, menjadi
gubernur, menjadi walikota, semuanya terkumpul jadi satu. Itu pada level
tertentu. Level lain dari pengalaman adalah pengalaman merupakan refleksi dari
pengalaman. Yang penting adalah dibangunnya struktur. Membangun dunia artinya
adalah agar orang awam yang kita ajak
bicara dapat memahaminya dengan contohnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar