Jumat, 11 Desember 2015

Dari Penciptaan Elegi hingga Penciptaan Semesta dan Manusia

Pertemuan Kedua Belas
 Perkuliahan Filsafat Ilmu
Hari Selasa, 8 Desember 2015
Pukul 11.10 -12.50 WIB
Di Ruang 305 Gedung Pasca Lama
Universitas Negeri Yogyakarta
Bersama Bapak Prof. Marsigit

            Intro pada awal pertmuan dengan perkataan Bapak Prof Marsigit yang merasa bahwa beliau bukan memberi ilmu kepada mahaisswa tetapi bersama-sama membangun ilmu. Ilmu pengetahuan yang terkomposisi bersama-sama dengan ilmu. Contohnya adalah komunikasi. Cerita tentang anak beliau yang kuliah di Perancis bagian engineers dan komunikasi (menjual produk 60 milyar dalam waktu dekat( karena bahasa Inggris yang bagus dan keahlian dalam mencari partner). Komunikasi tergantung dimensi dan konteksnya.

            Contoh komunikasi lain yang dilakukan oleh Bapak yaitu ketika Bapak pergi ke Wates (hal yang di lakukan berdsarkan hati nurani dan kemanusiaan dan terkadang dianggap hal yang tidak perlu oleh orang lain).  Beliau mendapatkan kabar bahwa seseorang yang bekerja di rumah Bapak, anaknya kecelakaan, Bapak kemudian mengajak teman-teman yang lain ke Wates untuk menengok. Komunikasi yang terjadi itu, terjadi secara sangat alami dan penting dalam kehidupan bermasyarakat.Komunikasi yang dilakukan oleh Bapak dalam pembelajaran meliputi refleksi yang dicampur dengan psikologi, memahami setiap dimensi yang berbeda termasuk facebook yang dimanfaatkan sebagai sarana.Jadi komunikasi itu termasuk filsafat kontemporer (didalamnya terdapat filsafat bahasa, alat, analitik). Jadi sebenar-benar diriku adalah bahasaku. Sebenar-benar diriku adalah kata-kataku dan sebenar-sebenar dunia tidak lain tidak bukan adalah bahasa.
            Barusan Bapak bercerita mengenai proses terjadinya elegi. Itulah sejak awal yang dikatakan oleh Bapak bahwa filsafat yang diajarkan itu unik, aneh. Tapi unik dan aneh itulah filsafat jika terkena ruang dan waktu. Bahkan Bapak juga termasuk ruang dan waktu, nyatanya bertemu terus setiap Selasa pukul 11.10 WIB walaupun agak telat sedikit atau lama. Filsafat yang sama di sana sini disebut level universal.
Itulah mengapa Bapak membuat elegi yang berpasangan (elegi menggapai diam, elegi menggapai bicara, elegi menggapai normatif, elegi menggapai ideal) agar Cantraka jalannya tidak miring, supaya balance (seimbang). Yang ingin disampaikan bahwa itu adalah aspek hermeunetika. Test  sudah menerjemahkan Begawat, yang kemarin Begawat juga memberontak atau marah. Jadi filsafat itu lengkap, test perlu proposional, menjelaskanpun perlu proposional.
            Pada postingan selanjutnya akan dipaparkan tabel yang berisi sebagian kecil dari dunia yang meliputi ruang dan waktu Pendidikan Matematika. Mengapa baru sebagian kecil? Karena semilyar pangkat semilyarpun ruang yang ada masih belum mampu untuk meyebutkannya. Di dalam pengisian juga tidak boleh sembarang mengisinya. Penulisan ruang tidak harus sejajar, karena ruang itu berdimensi, berstruktur dapat pula berpotongan.  Contoh lainnya adalah ada anak ada menantu lagi hamil (disebut mengada) kemudian nanti lahir bayi ( disebut pengada). Itulah yang namanya ruang dan waktu yang diekstensikan. Itu menunjukkan betapa hebat dan luasnya filsafat.
            Salah satu contohnya adalah Prof. Hamington dari Thailand mempresentasikan Matematika sebagai proses dan produk,  pernah juga memperesentasikan mengenai  yang ada dan mungkin ada, tetapi belum termasuk yang formal.  Ruang dan waktu yang dimaksud dalam pendidikan matematika dalam dunia filsafat adalah bentuk dan substansinya. Pada dasarnya filsafat dibagi dua yaitu hakekat proses dan hakekat produk.
            Analisis dari tabel yang ada mengenai dunia Pendidikan Matematika ketika berbicara mengenai keindahan (estetika) yang bisa menimbulkan ontology. Contoh paling nyata keindahan yang menentukan ontologi (etik dan estetika), keindahan yang akan menentukan pantas dan tidak pantas, keindahan yang akan menentukan baik dan buruk adalah  harimau jantan bila ingin punya anak maka harus membunuh dulu anak perempuannya (buruk tetapi keindahan), seseorang yang cntik dengan apapun yang dilakukan maka akan baik-baik saja (bisa membuat baik enjadi buruk, buruk menjadi baik walaupun tidak sepenuhnya). Itu juga berhubungan dengan epistemology yang berujung pada baik dan buruknya suatu hal.
            Sejatinya filsafat itu adalah penjelasan anda. Penjelasan mengenai yang ada dan yang mungkin ada. Yang menjadi pengada adalah formula-formulanya antara koheren dan responden, antara rasio dan pengalaman, antara logis dan cocok. Berbicara mengenai filsafat kita juga harus tahu di ruang mana, pada dimensi mana, pada struktur mana dan pada tataran mana, ekstensikan dan intensifkan untuk dapat menembus  ruang dan waktu. Seperti contoh ketika mempelajar dunia pembelajaran matematika maka kita harus mempelajari mengenai guru, siswa, media, kurikulum, metode, teknologi, ujian baik pada orang awam spiritual maupun transendennya. Sebenar-benar keadaan ketika anda pusing itu adalah olah fikir Jejaring yang ada dan mungkin ada di dalam Pembelajaran Matematika akan memunculkan jejaring konsep ( jejaring yang ada dan yang mungkin ada). Misalkan kita ambil sembarang konsep uang dalam bidang ekonomi, perbankan, perdagangan (tidak nyata atau elektrik), kemudian konsep mengenai pengertian manusia, sosiologi, antro budaya, budaya. Maka  semua yang ada itu akan saling terkait di dalam kehidupan nyata.
            Beralih mengenai postingan yang diupload Bapak terakhir mengenai proses alam semesta dibuat oleh mahasiswa (hasil jepretan kamera dari cepler, terdapat berbagai fenomena yang kemudian diimasukkan  ke dalam komputer, terdapat pola gerakan bulan pada tiap-tiap planet, berbeda-beda juga pola antara matahari, bumi, bulan yang berkeliling terus dengan teratur, berrdimensi, berstruktur dan kompleks. Jika dikecilkan maka akan menjadi satu titik seperti hemoglobin atau sel kita yang terbatas (darah yang hanya sampai telinga, hanya sampai lutut, hanya berputar-putar disitu saja karena dibatasi oleh kemampuan manusia).
·         Pertanyaan dari Saudari Nur Afni
Apakah di luar sana ada bumi juga yang bentuknya seperti bumi yang kita tempati ini, apakah ada kehidupannya yang sama seperti kehidupan kita di sini?
·         Jawaban Bapak Prof. Marsigit
Anda baru sampai tataran filsafat saja bahasanya sudah tinggi seperti itu. Orang awam biasanya memakai bahasa analogi atau kiasan atau perumpamaan atau pegandaian. Itulah tugas manusia untuk mempelajari firman-firman Tuhan pada tingkat spiritual termasuk mempelajari terminologi surge dan neraka. Pandangan yang terkenal adalah surge itu dingin, sedangkan neraka itu panas. Panas dan dingin merupakan terminologi manusia. Bapak sendiri belum faham mengenai bahasa tingkat tinggi, tingkatkan saja pada bahasa analog filsafat-filsafat yang ada dengan perumpamaan-perumpamaan. Logika Bapak mengatakan
1)   Bahwa misteri itu tidak dapat dipecahkan. Dalam agama ada sesuatu yang bersifat formal, tidak bisa sembarang untuk menerjemahkan. Karena itu Bahaya. Bahaya daripada aliran pluralisme adalah akan muncul agama baru. Sebenarnya gampang dalam membuat agama baru seperti komunitas penggemar Samsung (kemana-mana bersama-sama dengan Samsung.).
2)   Ikhtiar berikutnya dengan fikiran manusia. Andaikata dulu manusia dapat menemukan dan mengetahui kejadian sekarang sunguh manusia akan takjub. Itulah hebatnya tekhnologi. Tekhnologi untuk diri kita sendiri. Namun tehnologi yang hebat tidak akan mampu memecahkan materi seperti yang ditanyakan. Kembali pada referensi ayatnya. Perhatikan deskripsi yang akan menjelaskan. Kita bisa menambahkan fikiran secara subjektif. Itulah yang dimaksud dengan struktur. Jangankan langit, neraka ataupun surge,  kita bicara tentang pikiran kitapun  juga sebenarnya struktur. Bahkan tidak percaya filsafat itu juga berfilsafat. Tidak ada struktur itulah juga disebut berstruktur.
                        Seperti yang ditulis di dalam tabel tadi, setiap apa yang ditulis adalah ikon dari apa yang melambangkan seleuruh dunianya. Jika kita intensifkan maka akan jadi dunianya yang jika diteruskan sampai akhir tidak akan bisa dijawab. Contohnya teori evolusi jika dilihat dari sisi logika, bagaimana kita akan membenarkan. Di dalam filsafat ada dua hal yaitu konsisten atau tidak, cocok atau tidak. Dua-duanya harus dipenuhi. Secanggih apapun sampai akhir hayat maka tidak akan bertemu antara teori evolusi dengan penciptaan Nabi Adam. Kenapa? Itulah sebenar-benar rahmat. Orang akan menjadi bersyukur karena tidak mampu menjawab bagaimana penciptaan manusia dari nabi Adam atau teori evolusi. Bahkan jika ditelusuri dari sains, ikan primitive dapat diciptakan dari ganggang yang terkena matahari kemudian menjadi makhluk bersel itu. Inilah salah stu contoh dari fikiran manusia. Itulah merupakan salah satu warning atau peringatan bagi diri kita, menyadari bahwa diri kita tidak sempurna. Harus memperbanyak keyakinan dan ikhtiar kita sebagai manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar