Jumat, 27 November 2015

Mix-Methods

A.    Pengertian
     Terdapat beberapa ahli yang mengemukakan tentang pengertian mix-methods, diantaranya :
1)      Johnson dan Cristensen (2007)
Mix-Methods atau metode penelitian kombinasi merupakan pendekatan dalam penelitian yang mengkombinasikan atau menghubungkan antara metode penelitian kualitatif dan kuantitatif  (mencakup landasan filosofis, penggunaan pendekatan dan mengkombinasikan kedua pendekatan dalam penelitian).
2)      Cresswell (2009)
Mix-Methods sering disebut juga metode multimethods (menggunakan multi metode), convergence (dua metode bermuara ke satu), convergence (dua metode bermuara ke satu).
3)      Tashakkori dan Teddie (1998)
Mix Methods merupakan penggabungan dua atau lebih pendekatan penelitian yang berbeda.
B.     Jenis
      Creswell (2009) mengklasifikasikan terdapat dua model utama metode kombinasi (mix-methods) yaitu :
1.      Model Sequential (Kombinasi Berurutan)
Yaitu suatu prosedur penelitian dimana peneliti mengembangkan hasil penelitian dari satu metode ke metode yang lain.Terdapat tiga jenis model sequential yaitu:
  a)      Sequential Explanatory
Dicirikan dengan pengumpulan data dan analisis data kuantitatif pada tahap pertama, dan diikuti dengan pengumpulan dan analisis data kualitatif pada tahap kedua, guna memperkuat hasil penelitian kuantitatif.
b)     Sequential Exploratory
Pada tahap awal menggunakan metode kualitatif dan tahap berikutnya menggunakan metode kuantitatif. Kombinasi data bersifat connecting (menyambung) hasil penelitian tahap pertama (kualitatif) dan tahap berikutnya (kuantitatif).
c)      Sequential Transformative Strategy
Model ini dilakukan dalam dua tahap dengan dipandu oleh teori lensa (gender, ras, ilmu sosial) pada setiap prosedur penelitiannya. Tahap pertama bisa menggunakan metode kuantitatif atau kualitatif dan dilanjutkan pada tahap berikutnya dengan metode kualitatif atau kuantitatif. Teori lensa digunakan untuk memandu dirumuskannya pertanyaan penelitian untuk menggali masalah (biasanya terdapat pada bagian pendahuluan proposal penelitian).
2.      Model Concurrent (Kombinasi Campuran)
Merupakan prosedur penelitian dimana peneliti menggabungkan data kuantitatif dan kualitatif agar diperoleh analisis yang komprehensif guna menjawab masalah penelitian. Terdapat tiga model penelitian dalam model ini, yaitu:
1.      Concurrent Triangulation Strategy
Model atau strategi ini merupakan model yang paling familier. Dalam model ini peneliti menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif secara bersama-sama, baik dalam pengumpulan data maupun analisisnya kemudian dapat ditemukan mana data yang dapat digabungkan dan dibedakan.
2.      Concurrent Embedded Strategy
Merupakan metode penelitian yang mengkombinasikan penggunaan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif secara bersama-sama (atau sebaliknya), tetapi bobot metodenya berbeda. Dalam model ini terdapat dua metode yaitu metode primer (untuk memperoleh data yang utama) dan metode sekunder (untuk memperoleh data guna mendukung data yang diperoleh dari data primer).
3.      Concurrent Rent Transformative Strategy
Merupakan gabungan antara model triangulation dan embedded. Dua metode pengumpulan data dilakukan pada satu tahap penelitian dan pada waktu yang sama, bobot metode bisa sama atau tidak. Penggabungan data dapat dilakukan dengan merging, connecting atau embedding (mencampur dengan bobot sama, menyambung, dan mencampur dengan bobot tidak sama).
C.    Karakteristik
     Menurut Kiessling dan Harvey, 2005 perbedaan antara kuantitatif, kualitatif dan mixe-method meliputi 5 hal. Berikut tertuang dalam bentuk tabel.
Deskripsi
Kuantitatif
Kualitatif
Mixed-Methods
Definisi Masalah dan Pengembangan Hipotesis
Hipotesis yang sangat spesifik dikembangkan untuk mengembangkan definisi operasional dan diujikan
Masalah dinyatakan dengan jelas dalam format paragraph berupa dua atau tiga kalimat yang menjelaskan latar belakang dan tujuan
Masalah merefleksikan realitas eksternal dengan penjelasan bahwa cara terbaik untuk menuju capaian dengan menyusun hubungan-hubungan
Kontruksi Rancangan Riset
Kontrol terhadap variabel eksternal dan perhatian utama diberikan untuk mempertahankan kondisi yang diperbandingkan dan mengurangi error dan bias. Oleh karena itu sampel diambil secara acak agar tidak bias.
Bagian ini merupakan langkah persiapan karena studi kualitatif seringkali disusun sesuai lokasi dan partisipan.
Kombinasi kontrol terhadap variabel eksternal dan mengurangi beragam error melalui triangulasi atau mencari konvergensi hasil.
Prosedur Pengumpulan Data
Kuessioner yang terbuka dan tertutup, pengujian, data numeric (waktu, panjang, berat, dsb.)
Interview,kuessioner terbuka dan tertutup, partisipan sebagai observer, focus group.
Rencana digunakan, dengan sejumlah batasan pada prosedur pengumpulan data secara kualitatif
Pemilihan Metodologi untuk Analisis Data
Uji statistik parametrik, pengukuran dengan angka
Pengukuran yang interpretative dengan kata-kata, di mana nilai modus dan median bisa diperoleh
Pilihan untuk mengkonversi data kuantitatif menjadi kualitatif atau sebaliknya sebagai perbandingan.
Evaluasi Hasil dan Kesimpulan
Hasil digeneralisasi, temuan yang banyak tidak seluruhnya dikembangkan lebih lanjut.
Reduksi data menjadi bentuk yang “manageable” dibutuhkan melalui penyusunan kategorisasi
“Cerita” dikembangkan untuk menjelaskan fenomena yang dipelajari dan dapat digeneralisasi.
4.      Alasan Penggunaan Mix Methods
1)      Secara Umum
Digunakan apabila peneliti ingin untuk memperoleh data dan informasi yang lengkap, valid, reliabel dan obyektif.
2)      Secara Spesifik
a)      Peneliti yang ingin melengkapi hasil penelitian kuantitatif yang diperkaya dengan data-data yang bersifat kualitatif yang tidak biasa digali dengan metode kuantitatif.
b)      Peneliti ingin hasil penelitian kualitatif dapat diberlakukan pada populasi yang lebih luas.
c)      Peneliti ingin mendapatkan data yang lebih komprehensif yang dapat dicari dengan metode kuantitatif dan kualitatif dalam waktu yang sama.
d)     Peneliti ingin melakukan penelitian yang bersifat proses dengan metode kualitatif, dan meneliti produk dengan kuantitatif.
e)      Peneliti ingin melakukan penelitian tindakan (action research).
f)       Peneliti ingin melakukan penelitian untuk menghasilkan produk yang teruji dengan metode R & D (research and development).

Sumber :
1)      Studi Kasus: Penelitian di Aceh dan Pangandaraan oleh Tim Riset Kelompok Keahlian Perumahan dan Permukiman ITB oleh Dr. Allis Nurdini, ST, MT dan Ir. Wiwik Dwi Pratiwi, MES, PhD yang berjudul Pembelajaran Tentang Mixed-Method Pada Penelitian Perumahan Pasca Bencana.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar