Senin, 16 November 2015

Dari yang ada, dan yang mungkin ada


     Pertemuan kedelapan kuliah Filsafat Ilmu pada hari Selasa, 10 November 2015 di ruang 305B Gedung Lama Pasca Sarjana Universitas Negeri Yogyakarta bersama Bapak Prof. Marsigit membahas unsur unsur yang terdapat pada objek filsafat yaitu yang ada dan yang mungkin ada. Unsur-unsur yang menjadi ciri khas dan yang menjadi pembeda antara objek filsafat yang ada dan objek filsafat yang mungkin ada. Yang difikirkan dalam objek filsafat adalah tentang sifatnya. Sifat-sifat yang sudah di reduksi, sifat-sifat yang kita lihat strukturnya walaupun bermilyar pangkat semilyarpun kita tidak akan mampu atau tidak akan selesai untuk menyebutkannya. Begitu juga dengan kehidupan manusia yang pada hakekatnya juga merupakan suatu reduksi atau pilihan yaitu pilihan Tuhan. Sifat-sifat yang kita fikirkan itu tergantung dari tujuan hidup kita yaitu untuk membangun apa, entah membangun rumahtangga, kepercayaan, agama ataupun membangun hal yang lain. Berikut akan saya paparkan tabel yang berisi perbedaan objek filsafat antara yang ada dan mungkin ada.
Komponen
Objek Filsafat
Yang Ada
Mungkin Ada
Sifat
·         Tetap dengan tokohnya Permenides
·         Berubah dengan tokohnya Heraclitos
·         Absolut atau ideal sehingga muncullah istilah Absolutisme dengan tokohnya Plato.
·         Real atau nyata sehingga muncullah istilah Realisme degan tokohnya Aristoteles.
·         Tetap/identitas (tidak peduli ruang dan waktu)
·         Relatif (peduli dengan ruan dan waktu)
·         Analitik (Bilang apapun terserah yang penting logis dan bisa dinalar) akan menghasilkan sifat a priori berdasar pada rasio dengan tokohnya Renedecartes.
·         Sintetik sehingga menghasilkan sifat a posteriori yang berdasar pada empiris dengan tokohnya Dividio.
·         Logisicsm dengan tokohnya Sir Betrand Russel
·         Formalisme dengan tokohnya Gilbert
·         Abstrak
·         Konkret
·         Logika
·         Fakta
·         Tunggal/ Kuasa Tuhan
·         Transenden
Habitat
·         Di dalam fikiran
·         Di luar fikiran
Nilai Kebenaran
·         Yang penting konsisten
·         Cocok/ Korespondensi (mengunakan panca indera)

Keterangan tambahan dari tabel:
  • Yang dimaksud dengan tetap seperti kecil, besar, tua, muda. Sedangkan yang dimaksud dengan berubah adalah dari saat ke saat atau dari waktu ke waktu.
  • Sehebat-hebat metode yang diterapkan oleh guru di dalam pembelajaran adalah adanya indikator yaitu menuju ke arah tidur.
  • Suatu pikiran menjadi akan menjadi ilmu dengan syarat yang penting konsisten. Contohnya: Alien + Alien = Alien  
  • Alien + Identitas = Alien itu sendiri (tidak peduli makna dari alien itu sendiri)
·         Konkret merupakan antitesis dari abstrak
Real merupakan antitesis dari absolute
·         Contoh analitik adalah proses seseorang yang akan berkeluarga. Misalnya bermula dari kenalan, mencinta, bertemu dengan keluarga, jadian melamar sehingga nantinya menuju suatu proses pernikahan.
Benda-benda sintetik di dunia ini ada 3, yaitu:
a.       Saling terhubung
b.      Berlaku hukum sebab akibat
c.       Masuk dunia persepsi dan dapat dipersepsi
·         Contoh dari a priori adalah dokter umum yang tidak perlu secara langsung menangani pasiennya (cukum mengetahui gejala-gejala yang dirasakan pasien) sudah bisa menentukan resep obatnya.
Sedangkan contoh dari a posteriori adalah dokter hewan yang harus secara langsung menangani pasien (harus diraba, harus disentuh) agar dapat mengehaui penyakit dari hewan tersebut.
·         Pada abad ke 15 terjadilah pertempuran hebat antara Renedecartes dan Divio. Saling menyalahkan dengan berpegang tegung pada pemikiran masing-masing. Renedecartes yang teguh dengan pemikiran bahwa ilmu harus berdasarkan pada rasio sedangkan Dividio juga teguh dengan pemikirannya bahwa ilmu harus berdasar kepada pengalaman/empiris. Kemudian lahirlah sang juru damai antara keduanya yaitu Immanuel Kant pada tahun 1671 yang berpendapat bahwa antara rasio dan empiris sama-sama benar tetapi juga salah karena mengabaikan yang lain. Rasio mengabaikan empiris dan empiris juga mengabaikan rasio. Pendapat Immanuel Kant melalui The Critic of Pure Reason yang menghasilkan “ Sintetik A priori “ yang artinya terapkanlah apa yang menjadi fikiranmu dan fikirkanlah apa yang menjadi pengalamanmu.
·         Dewa adalah transenden bagi daksa
Subjek adalah transenden bagi objek
Pemimpin adalah transenden bagi yang dipimpin.
Contohnya adalah Bapak Marsigit tahu dan sadar jika beliau memakai baju kuning tetapi selamanya kuning tidak akan pernah tahu mengenai Bapak Marsigit.
        Berdasarkan pada sejarah pada zaman dahulu tentang gereja yang menganut teori bahwa kami adalah pusat alam semesta (geosentris menuju heliosentris). Munculnya revolusi Copernicus yang menyelidiki, menulis dan menyembunyikan serta membantah adanya suatu daya besar pada gereja serta adanya saintifik yang dipakai dalam gereja. Adanya anggapan bahwa hidup kita selamanya tidak akan pernah sama karena setiap hari bumi bergeser dengan berputar mengelilingi matahari. Kemudia muncullah orang baru yaitu Auguste Comte yang menentang sema pendapat baik Renedecartes maupun Dividio. Dia menganggap bahwa pendapat-pendapat mereka tidak ada artinya di dalam membangun dunia. Menurut Comte, membangun dunia berlandaskan pada agama itu tidak logis atau irrasional. Membangun dunia harus dengan rasionalyaitu dengan saintifik. Contoh fenomena Comte adalah memilih dunia daripada akherat seperti melupakan ibadah karena keasyikan dengan permainan atau aplikasi di dalam handphone. Contoh lainnya adalah penggunaan alat-alat modern lainnya seperti sepeda motor, mobil. Sesungguhnya kita pun tidak mapun untuk menghindari fenomena Comte.
     Mengenai kurikulum yang akan diterapkan di Indonesia yaitu Kurikulum 2013. Berawal dari struktur Indonesia yang terdiri dari 4 dimensi yaitu dari material, formal, normatif dan berakhir pada spiritual. Keempat dimensi ini dapat digunakan untuk menembus ruang dan waktu ditopang oleh ilmu-ilmu dasar yaitu Matematika, Fisika, Kimia. Namun kenyataan yang ada di Indonesia, Indonesia terjepit (Cita-cita bangsa Inodonesia besar tetapi terjepit oleh industrialisasi negara Barat). Tingkatan kehidupan dari zaman dahulu adalah Tradisional, Feodal, Modern, Pos Modern, Pos Pos Modern dan sekarang adalah Powernow atau Kontemporer. Kehidupan manusia terkontaminasi atau dibawah pengaruh kehidupan powernow seperti kapitalisme, pragmatisme, utilitarian, hedonisme, materialisme dan liberalisme. Salah satu contoh teras Power now adalah adanya yahoo yang selama kita gunakan.
   Dalam mempelajari filsafat, kita ibarat ikan yang berenang pada kolam yang sudah tercemar oleh limbah Powernow yaitu ada ikan yang hidup, ada juga yang mati. Seperti yang diibaratkan oleh para sufi ketika meilaht orang-orag yang masih hidup di dunia namun di dalam hidupnya tidak pernah ada doa/ tidak pernah berfikir maka itu termasuk mayat hidup.
   Kembali mengenai kurikulum 2013. Dengan adanya kurikulum Indonesia akan semakin lemah dalam petarungan dunia (anak ayam yang kelaparan di lumbung sendiri, tidak dipercaya di dalam negara sendiri). Indonesia secara pelan namun pasti, mau tidak mau, hatus tidak harus mengikuti gerakan Power now. Saintifik merupakan fenomena menajam di dalam dunia filsafat. Sedangkan hermeneutika hidup itu terdapat tiga fenomena yaitu meningkat/naik, mendatar dan menajam. Jika hanya menerapkan saintifik di dalam dunia pendidikan makabaru 1/3 dari hidup atau 1/3 dari dunia yang akan dicapai. Untuk mengerti dan faham tentang pengembangan kurikulum 2013 pun kita harus mengetahui peta dunia yang terdiri dari industrial, humanisme, tegnological, pragmatis, progesif dan public.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar