Selasa, 24 November 2015

Tugas Validitas dan Reliabilitas

    Berkaitan dengan tugas validitas dan reliabilitas mengenai point-point yang dilakukan untuk mengetahui validitas  dan reliabilitas dari instrument-instrumen yang sudah dibuat pada minggu kemarin (belum semua instrument saya buat). Berikut hasil tugas validitas dan reliabilitas yang saya kerjakan.
1)      Efektivitas Metode Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dikombinasikan dengan game ditinjau dari hasil belajar dan rasa ingin tahu siswa.
·         Instrumen yang akan saya gunakan dalam penelitian ini diantaranya :
a.       RPP
b.      Soal test
c.       Angket
d.      Lembar Observasi
e.       Pedoman Wawancara
f.       Catatan Lapangan
2)      Pengembangan LKS Berbasis Masalah Berorientasi pada Hasil Belajar dan Rasa Ingin Tahu Siswa.
·      Instrumen yang akan saya gunakan dalam penelitian ini diantaranya:
a.         LKS
b.        RPP
c.         Angket
d.        Lembar Observasi
e.         Pedoman Wawancara
f.         Catatan Lapangan
3)   Analisis Pengaruh Lingkungan dan Aktivitas Siswa di Dalam Pondok Pesantren terhadap Motivasi dan Prestasi Matematika Siswa.
·      Instrumen yang akan saya gunakan dalam penelitian ini adalah
a.       Pedoman Wawancara
b.      Angket
c.       Lembar Observasi
d.      Hasil Rapot Para Siswa
e.       Catatan Lapangan
v  Validitas
·      Untuk mengukur validitas, maka hal yang harus dilakukan pertama-pertama adalah untuk semua instrument yang sudah dibuat kita lakukan validasi isi. Validitas isi ini dilakukan dengan expert judgment atau pertimbangan para ahli untuk menilai isi dari instrument-instrument yang kita buat secara sistematis. Pertimbangan ahli ini biasanya tidak dapat dinyatakan dalam angka/statistik. Jika semua ahli sudah menyatakan sepakat dengan butir-butir instrument yang kita buat maka instrument-instrument yang kita buat sudah dapat dikatakan telah memenuhi validitas isi.
Validitas isi sendiri dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
a.  Validitas Tampang (diperoleh melalui pemeriksaan terhadap butir-butir instrument untuk membuat kesimpulan bahwa instrument tersebut mengukur aspek yang relevan)
b.   Validitas Logis atau Validitas Pencuplikan (mencerminkan batasan yang seksama terhadap kawasan perilaku yang diukur dan suatu desain logis yang dapat mencakup bagian dari kawasan perilaku yang diukur)
·       Setelah proses validasi isi (instrument-instrument sudah divalidasi oleh para ahli), maka instrument-instrument tersebut direvisi dan diujicobakan kepada sejumlah responden untuk menentukan kualitas masing-masing butir instrument apakah valid atau tidak. Setelah uji coba inilah nantinya validasi konstruk akan dilakukan.
·        Setidaknya terdapat dua cara yang dapat dilakukan untuk melakukan uji validitas konstruk instrument non test seperti angket, lembar observasi yaitu :
a.       Korelasi Product Moment
Suatu butir instrument dinyatakan valid apabila memiliki sumbangan yang besar terhadap skor total, memiliki korelasi yang signifikan dengan skor butir soal. Untuk mengetahui besarnya korelasi skor butir dengan skor total dapat digunakan korelasi product moment. Terdapat dua rumus yang dapat digunakan yaitu:
                                                   i.            Rumus korelasi product moment dengan angka kasar
Keterangan :
X            : skor butir
Y            : skor total
rxy               : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
                                                 ii.            Rumus korelasi prosduct moment dengan deviasi
rxy               : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
x             : (X – Xrata-rata)
y             : (Y – Yrata-rata)
b.      Analisis Faktor
Merupakan uji yang digunakan untuk memastikan apakah butir-butir tertentu mendukung faktornya dan faktor-faktor tersebut mendukung variabel.
Langkah-langkah pengujian analisis faktor :
                                                   i.            Menguji kelayakan analisis
Dimaksudkan untuk melihat terpenuhinya asumsi sebagai syarat dapat dilakukannya analisis faktor. Kriteria untuk mengetahui apakah suatu data dapat dianalisis dengan analisis faktor ditentukan oleh dua hal yaitu : harga koefisien Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) sampling adequacy dan Bartlett sphericity test.
                                                 ii.            Menyajikan matriks korelasi
Menampilkan interkorelasi antar butir, diperlukan untuk mengetahu butir-butir yang berkorelasi tinggi dan rendah. Butir yang saling berkorelasi tinggi berarti mengukur dimensi yang sama.
                                               iii.            Melakukan ekstraksi
Dilakukan untuk mendapatkan lebih sedikit faktor (eigenvalues factor) dari sejumlah banyak butir/variabel dan sumbangan faktor terhadap keseluruhan butir (total variance explained). Terdapat beberapa metode ekstrasi yaitu:
o   Analisis komponen utama (principal component analysis)
o   Pemfaktoran sumbu utama (principal axis factoring)
o   Pemfaktoran kemiripan maksimal (maximum likelihood factoring)
o   Pemfaktoran alpha (alpha factoring)
o   Pemfaktoran citra (image factoring)
o   Kuadrat terkecil tidak dibobot (unweighted least squares)
o   Kuadrat terkecil tergeneralisir (generalized least squares)
                                               iv.            Melakukan rotasi
Rotasi merupakan proses memutar sumbu mendekati koordinat titik-titik butir. Proses ini akan menentukan jumlah faktor yang meringkas keseluruhan butir. Beberapa metode rotasi antara lain :
o   Varimax
o   Quartimax
o   Equmaq
o   Oblimin
                                                 v.            Menentukan faktor dan butir
Menentukan faktor yang terbentuk dari proses ekstraksi dan rotasi. Dalam hal ini faktor-faktor diberi nama dan dicermati kesesuaian antara butir dan faktor.
Secara rinci kriteria kelayakan instrument antara lain :
                                                       i.      Angka KMO berada di atas 0,50 dan probabilitas di bawah 0,05.
                                                     ii.      Pada tabel anti-images matrices kolom anti-images correlations angka korelasi yang bertanda “a” arah diagonal dari kiri atas ke kanan bawah menunjukkan Measures of Sampling Adequacy (MSA) di atas 0,05.
                                                   iii.      Pada tabel communalities (kolom extraction), butir instrument memiliki komunalitas di atas 0,25.
                                                   iv.     Pada tabel total variance explained, nilai kumulatif indikator yang membentuk variabel menunjukkan angka lebih besar dari 50. Tidak tercapainya angka 100% menunjukkan bahwa masaih ada beberapa faktor lain yang belum dikembangkan dan mempengaruhi pembentukan komponen yang dijelaskan.
                                                     v.      Rotasi faktor (tabel rotated component matrix), butir memiliki muatan  dari faktor di atas 0,32.
                                                   vi.        Pergeseran butir menurut indikator penyusun variabel dapat dilihat dalam tabel rotated component matrix.
v  Reliabilitas
·         Reliabilitas ditunjukkan dengan angka atau koefisien. Semakin tinggi koefisien menunjukkan semakin tinggi reliabilitas dan menunjukkan kesalahan varian minimum.
·         Reliabilitas instrument terdiri dari dua, yaitu:
1)      Reliabilitas Eksternal
Diperoleh jika ukuran atau kriteria tingkat reliabilitas berada di luar instrument yang bersangkutan. Terdapat dua cara untuk menguji reliabilitas eksternal, yaitu:
a.       Metode bentuk parallel (equivalent methods)
dilakukan dengan menyusun dua instrument yang setara (equivalent), kemudian diujicobakan pada sekelompok responden yang sama (responden mengerjakan test dua kali) kemudian hasil ujicoba tersebut dikorelasikan dengan teknik product moment.Untuk menentuka reliabilitas koefisien korelasi hasil perhitungan (r hitung) dikonsultasikan dengan r tabel. Apabila r hitung ≥ r tabel dapat dinyatakan terdapat korelasi yang signifikan (instruen dinyatakan reliabel)
b.      Metode tes berulang (test-retest methods)
dilakukan dengan mengujicobakan instrument yang sama pada sekelompok responden dalam waktu yang berbeda. Jika hasil dua kali pengujian tersebut signifikan, maka instrument tersebut dinyatakan reliabel.
2)      Reliabilitas Internal
Diperoleh jika kriteria maupun perhitungan didasarkan data dari instrument itu sendiri. Diujicobakan hanya sekali, kemudian dianalisis dengan teknik tertentu.
a.       Reliabilitas untuk instrument skor diskrit/dikhotomis
Instrument skor dskrit adalah instrument yang hanya menyediakan dua alternative jawaban, yaitu 1 (satu) dan 0 (nol). Instrument dapat berupa soal atau test dengan jawaban benar yang diberi bobot satu dan jawaban salah diberi bobot nol. Beberapa cara untuk menentukan reliabilitas instrument skor diskrit:
                                                                 i.            Rumus Spearman-Brown
                                                               ii.            Rumus Flanagan
                                                             iii.            Rumus Rulon
                                                             iv.            Rumus KR 20 (Kuder-Richardson 20)
 
                                                               v.            Rumus KR 21
 
                                                             vi.            Analisis  Varians Hoyt (Anova Hoyt)
b.      Reliabilitas untuk instrument non dikhotomis
Instrument non dikhotomis adalah instrument dengan sistem skoring bukan 1 dan 0 tetapi bersifat gradual yaitu penjenjangan skor mulai dari skor tertinggi hingga skor terendah. Biasanya terdapat pada instrument skala Likert atau skala lajuan. Perhitungannya dapat dilakukan dengan kaidah Cronbach Alpha, yaitu:
Kriteria untuk menentukan reliabilitas instrument didasarkan pada kriteria yang dikemukakan oleh Thorndike dan Hagen (1984) bahwa apabila koefisien alpha lebih besar dari 0,5 maka butir instrument dianggap cukup andal.




2 komentar:

  1. agar terjamin kesahihan RPP, validasi apa saja yang anda tempuh?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut pengalaman saya pada saat penelitian S1 dulu, untuk pembuatan RPP pertama kali diteliti atau dikoreksi oleh dosen pembimbing. Setelah itu kemudian divalidasi kepada dosen ahli yang lain (dosen yang ahli dalam RPP, dalam artian berpengalaman di dalam membuat RPP, biasanya yang berlatang belakang atau berasal dari jurusan pendidika juga). RPP yang sudah saya buat dikoreksi samapi nantinya sudah tidak ada koreksi lagi.

      Hapus