Berkaitan dengan tugas validitas dan reliabilitas
mengenai point-point yang dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari instrument-instrumen
yang sudah dibuat pada minggu kemarin (belum semua instrument saya buat).
Berikut hasil tugas validitas dan reliabilitas yang saya kerjakan.
1)
Efektivitas
Metode Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dikombinasikan dengan game
ditinjau dari hasil belajar dan rasa ingin tahu siswa.
·
Instrumen yang akan saya gunakan dalam
penelitian ini diantaranya :
a. RPP
b. Soal
test
c. Angket
d. Lembar
Observasi
e. Pedoman
Wawancara
f. Catatan
Lapangan
2)
Pengembangan
LKS Berbasis Masalah Berorientasi pada Hasil Belajar dan Rasa Ingin Tahu Siswa.
· Instrumen
yang akan saya gunakan dalam penelitian ini diantaranya:
a.
LKS
b.
RPP
c.
Angket
d.
Lembar Observasi
e.
Pedoman Wawancara
f.
Catatan Lapangan
3)
Analisis
Pengaruh Lingkungan dan Aktivitas Siswa di Dalam Pondok Pesantren terhadap
Motivasi dan Prestasi Matematika Siswa.
·
Instrumen yang akan saya gunakan dalam
penelitian ini adalah
a.
Pedoman Wawancara
b.
Angket
c.
Lembar Observasi
d.
Hasil Rapot Para Siswa
e.
Catatan Lapangan
v Validitas
·
Untuk mengukur validitas, maka hal yang
harus dilakukan pertama-pertama adalah untuk semua instrument yang sudah dibuat
kita lakukan validasi isi. Validitas isi ini dilakukan dengan expert judgment atau pertimbangan para
ahli untuk menilai isi dari instrument-instrument yang kita buat secara
sistematis. Pertimbangan ahli ini biasanya tidak dapat dinyatakan dalam
angka/statistik. Jika semua ahli sudah menyatakan sepakat dengan butir-butir
instrument yang kita buat maka instrument-instrument yang kita buat sudah dapat
dikatakan telah memenuhi validitas isi.
Validitas isi sendiri
dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
a. Validitas
Tampang (diperoleh melalui pemeriksaan terhadap butir-butir instrument untuk
membuat kesimpulan bahwa instrument tersebut mengukur aspek yang relevan)
b. Validitas
Logis atau Validitas Pencuplikan (mencerminkan batasan yang seksama terhadap
kawasan perilaku yang diukur dan suatu desain logis yang dapat mencakup bagian
dari kawasan perilaku yang diukur)
·
Setelah proses validasi isi
(instrument-instrument sudah divalidasi oleh para ahli), maka
instrument-instrument tersebut direvisi dan diujicobakan kepada sejumlah
responden untuk menentukan kualitas masing-masing butir instrument apakah valid
atau tidak. Setelah uji coba inilah nantinya validasi konstruk akan dilakukan.
·
Setidaknya terdapat dua cara yang dapat
dilakukan untuk melakukan uji validitas konstruk instrument non test seperti
angket, lembar observasi yaitu :
a. Korelasi
Product Moment
Suatu butir instrument
dinyatakan valid apabila memiliki sumbangan yang besar terhadap skor total,
memiliki korelasi yang signifikan dengan skor butir soal. Untuk mengetahui
besarnya korelasi skor butir dengan skor total dapat digunakan korelasi product moment. Terdapat dua rumus yang
dapat digunakan yaitu:
i.
Rumus korelasi product moment dengan angka kasar
Keterangan :
X : skor butir
Y : skor total
rxy : koefisien korelasi antara
variabel X dan variabel Y
ii.
Rumus korelasi prosduct moment dengan deviasi
rxy : koefisien korelasi antara
variabel X dan variabel Y
x : (X – Xrata-rata)
y : (Y – Yrata-rata)
b. Analisis
Faktor
Merupakan
uji yang digunakan untuk memastikan apakah butir-butir tertentu mendukung
faktornya dan faktor-faktor tersebut mendukung variabel.
Langkah-langkah
pengujian analisis faktor :
i.
Menguji kelayakan analisis
Dimaksudkan
untuk melihat terpenuhinya asumsi sebagai syarat dapat dilakukannya analisis
faktor. Kriteria untuk mengetahui apakah suatu data dapat dianalisis dengan
analisis faktor ditentukan oleh dua hal yaitu : harga koefisien Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) sampling adequacy dan
Bartlett sphericity test.
ii.
Menyajikan matriks korelasi
Menampilkan
interkorelasi antar butir, diperlukan untuk mengetahu butir-butir yang
berkorelasi tinggi dan rendah. Butir yang saling berkorelasi tinggi berarti
mengukur dimensi yang sama.
iii.
Melakukan ekstraksi
Dilakukan
untuk mendapatkan lebih sedikit faktor (eigenvalues
factor) dari sejumlah banyak butir/variabel dan sumbangan faktor terhadap
keseluruhan butir (total variance
explained). Terdapat beberapa metode ekstrasi yaitu:
o
Analisis komponen utama (principal component analysis)
o
Pemfaktoran sumbu utama (principal axis factoring)
o
Pemfaktoran kemiripan maksimal (maximum likelihood factoring)
o
Pemfaktoran alpha (alpha factoring)
o
Pemfaktoran citra (image factoring)
o
Kuadrat terkecil tidak dibobot (unweighted least squares)
o
Kuadrat terkecil tergeneralisir (generalized least squares)
iv.
Melakukan rotasi
Rotasi
merupakan proses memutar sumbu mendekati koordinat titik-titik butir. Proses
ini akan menentukan jumlah faktor yang meringkas keseluruhan butir. Beberapa
metode rotasi antara lain :
o
Varimax
o
Quartimax
o
Equmaq
o
Oblimin
v.
Menentukan faktor dan butir
Menentukan
faktor yang terbentuk dari proses ekstraksi dan rotasi. Dalam hal ini
faktor-faktor diberi nama dan dicermati kesesuaian antara butir dan faktor.
Secara
rinci kriteria kelayakan instrument antara lain :
i.
Angka KMO berada di atas 0,50 dan
probabilitas di bawah 0,05.
ii.
Pada tabel anti-images matrices kolom anti-images
correlations angka korelasi yang bertanda “a” arah diagonal dari kiri atas
ke kanan bawah menunjukkan Measures of
Sampling Adequacy (MSA) di atas 0,05.
iii.
Pada tabel communalities (kolom extraction),
butir instrument memiliki komunalitas di atas 0,25.
iv.
Pada tabel total variance explained, nilai kumulatif indikator yang membentuk
variabel menunjukkan angka lebih besar dari 50. Tidak tercapainya angka 100%
menunjukkan bahwa masaih ada beberapa faktor lain yang belum dikembangkan dan
mempengaruhi pembentukan komponen yang dijelaskan.
v.
Rotasi faktor (tabel rotated component matrix), butir
memiliki muatan dari faktor di atas
0,32.
vi. Pergeseran butir menurut indikator
penyusun variabel dapat dilihat dalam tabel rotated
component matrix.
v Reliabilitas
·
Reliabilitas ditunjukkan dengan angka
atau koefisien. Semakin tinggi koefisien menunjukkan semakin tinggi
reliabilitas dan menunjukkan kesalahan varian minimum.
·
Reliabilitas instrument terdiri dari
dua, yaitu:
1) Reliabilitas
Eksternal
Diperoleh
jika ukuran atau kriteria tingkat reliabilitas berada di luar instrument yang
bersangkutan. Terdapat dua cara untuk menguji reliabilitas eksternal, yaitu:
a. Metode
bentuk parallel (equivalent methods)
dilakukan
dengan menyusun dua instrument yang setara (equivalent), kemudian diujicobakan
pada sekelompok responden yang sama (responden mengerjakan test dua kali)
kemudian hasil ujicoba tersebut dikorelasikan dengan teknik product moment.Untuk menentuka
reliabilitas koefisien korelasi hasil perhitungan (r hitung) dikonsultasikan
dengan r tabel. Apabila r hitung ≥ r tabel dapat dinyatakan terdapat korelasi
yang signifikan (instruen dinyatakan reliabel)
b. Metode
tes berulang (test-retest methods)
dilakukan
dengan mengujicobakan instrument yang sama pada sekelompok responden dalam
waktu yang berbeda. Jika hasil dua kali pengujian tersebut signifikan, maka
instrument tersebut dinyatakan reliabel.
2) Reliabilitas
Internal
Diperoleh
jika kriteria maupun perhitungan didasarkan data dari instrument itu sendiri.
Diujicobakan hanya sekali, kemudian dianalisis dengan teknik tertentu.
a. Reliabilitas
untuk instrument skor diskrit/dikhotomis
Instrument
skor dskrit adalah instrument yang hanya menyediakan dua alternative jawaban,
yaitu 1 (satu) dan 0 (nol). Instrument dapat berupa soal atau test dengan
jawaban benar yang diberi bobot satu dan jawaban salah diberi bobot nol. Beberapa
cara untuk menentukan reliabilitas instrument skor diskrit:
i.
Rumus Spearman-Brown
ii.
Rumus Flanagan
iii.
Rumus Rulon
iv.
Rumus KR 20 (Kuder-Richardson 20)
v.
Rumus KR 21
vi.
Analisis Varians Hoyt (Anova Hoyt)
b. Reliabilitas
untuk instrument non dikhotomis
Instrument
non dikhotomis adalah instrument dengan sistem skoring bukan 1 dan 0 tetapi
bersifat gradual yaitu penjenjangan skor mulai dari skor tertinggi hingga skor
terendah. Biasanya terdapat pada instrument skala Likert atau skala lajuan. Perhitungannya
dapat dilakukan dengan kaidah Cronbach Alpha, yaitu:
Kriteria untuk
menentukan reliabilitas instrument didasarkan pada kriteria yang dikemukakan oleh
Thorndike dan Hagen (1984) bahwa apabila koefisien alpha lebih besar dari 0,5
maka butir instrument dianggap cukup andal.
agar terjamin kesahihan RPP, validasi apa saja yang anda tempuh?
BalasHapusMenurut pengalaman saya pada saat penelitian S1 dulu, untuk pembuatan RPP pertama kali diteliti atau dikoreksi oleh dosen pembimbing. Setelah itu kemudian divalidasi kepada dosen ahli yang lain (dosen yang ahli dalam RPP, dalam artian berpengalaman di dalam membuat RPP, biasanya yang berlatang belakang atau berasal dari jurusan pendidika juga). RPP yang sudah saya buat dikoreksi samapi nantinya sudah tidak ada koreksi lagi.
Hapus