BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Segala
kehidupan yang terjadi di dalam hidup ini, segala aktivitas, segala perbuatan,
segala tindakan yang dilakukan oleh manusia tidak pernah terlepas dari yang
namanya berfikir. Berfikir merupakan salah satu hal keistimewaan yang dimiliki
oleh manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Manusia berfikir menggunakan akal. Akal
inilah yang merupakan keistimewaan yang
diberikan oleh Tuhan kepada manusia, yang tidak diberikan kepada makhluk
ciptaan lainNya.
Akal
yang diberikan oleh Tuhan inilah yang akan menjadi perantara bagi manusia untuk
dapat merubah dari yang awalnya tidak tahu menjadi tahu, dari awalnya yang
tidak faham menjadi faham, dari yang awalnya mungkin ada menjadi ada. Dengan
akal pula, manusia juga dapat membedakan mana yang baik, mana yang buruk, mana
yang benar, mana yang salah. Semua akan menjadi sebuah kesempurnaan (walaupun
kesempurnaan sejatinya hanya milik Tuhan) jika diimbangi dengan hati yang
ikhlas. Fikiran atau akal yang jernih tidak akan pernah terlepas dari hati yang
baik dan ikhlas.
Berbicara
mengenai akal maka tidak akan terlepas dari filsafat. Inti dari filsafat adalah
olah fikir. Olah fikir mengenai semua
yang ada maupun yang mungkin ada di dunia in. Memang tidak akan pernah habis
jika kita membicarakan tentang filsafat karena “semilyar pangkat semilyarpun
kita tidak akan pernah mampu untuk menyebutkannya”. Itulah salah satu kalimat
andalan di dalam filsafat. Untuk lebih mengetahui dan memahami filsafat maka
penulis mencoba berbagi ilmu, berbagi pengalaman yang didapatkan selama satu
semester mengikuti perkuliahan Filsafat Ilmu bersama Bapak Prof. Dr. Marsigit, M.A. Makalah ini baru berisi
beberapa hal yang penulis di dapatkan. Karena tidak akan pernah selesai jika
penulis menuliskan semuanya.
B. Rumusan
Masalah
1. Apakah
pengertian filsafat?
2. Apakah
objek filsafat?
3. Apakah
jenis, macam atau ilmu-ilmu tentang filsafat?
4. Apakah
tujuan dan manfaat filsafat?
C. Tujuan
Penulisan
1. Memenuhi
syarat Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Filsafat Ilmu
2. Mempelajari
dan mengetahui pengertian filsafat
3. Menambah
pengetahuan baru mengenai filsafat
4. Mengetahui
apa objek, tujuan, manfaat serta macam atau jenis filsafat serta ilmu-ilmunya
D. Pembatasan
Masalah
Dalam hal ini, akan dibahas mengenai filsafat tetapi
penulis lebih menfokuskan tentang filsafat matematika. Filsafat matematika yang
nantinya lebih fokus mengenai apa yang penulis dapatkan baik ilmu maupun
pengalaman selama satu semester mengikuti perkuliahan Filsafat Ilmu bersama
Bapak Prof. Dr. Marsigit, M.A di Pascasarjana Pendidikan Matematika Kelas A
Universitas Negeri Yogyakarta.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Filsafat
Filsafat
secara umum adalah olah fikir. Olah fikir yang tidak hanya melibatkan akal atau
fikiran, tetapi juga melibatkan hati. Belajar mengenai filsafat memberikan
banyak pengalaman dan pengetahuan bagi orang-orang awam pada umumnya. Belajar
filsafat membuat kita tahu bahwa ternyata di dunia ini masih banyak hal-hal
yang tidak kita ketahui. Masih banyak ilmu lain yang ternyata beraneka ragam.Khusus
di dalam makalah ini, penulis mengungkapkan tentang filsafat matematika, lebih
khusus lagi mengenai filsafat pendidikan matematika.Filsafat pendidikan
matematka tentu berbeda dengan filsafat ilmu lainnya. Secara filsafat,
matematika dibagi menjadi tiga, yaitu :
1)
Aritmetik
Menggambarkan
tentang waktu
2)
Geometri
Menggambarkan
tentang ruang
3)
Interaksi, gabungan atau variasinya
Contoh yang biasa digunakan untuk
menggambarkan perbedaan tersebut adalah contoh operasi bilangan seperti yang
biasa diajarkan di sekolah. Misalnya saja 2 + 3 = 5. Di dalam dunia filsafat
pendidikan matematika itu pasti hal yang benar karena sudah sesuai dengan
kaedah atau teorema yang ada. Sedangkan di dalam dunia filsafat ilmu itu belum
tentu benar karena kita belum mengetahui isi dari masing-masing wadah tersebut.
Bilangan 2, 3 dan 5 di atas di dalam filsafat merupakan wadah. Sedangkan isinya
belum kita ketahui. Misalkan saja isi dari 2 adalah ayam, sedangkan isi dari 3
adalah kelinci. Maka 2 ayam ditambah dengan 3 kelinci hasilnya tidak akan
menjadi 5 ayam, 5 kelinci ataupun 5 ayam kelinci. Itulah mengapa di dalam dunia
filsafat ilmu, 2 + 3 = 5 belum tentu benar.
Di dalam dunia filsafat, tidak terlepas
dari namanya wadah dan isi, serta ruang dan waktu. Semua yang dibicarakan,
semua yang difikirkan dan semua yang dilakukan harus sesuai dengan wadah, isi,
serta ruang dan waktu yang ada. Di dalam dunia filsafat juga sebenarnya tidak
mengenal benar atau salah. Sesuatu dikatakan benar jika sesuai ruang dan waktu,
sedangkan dikatakan salah jika tidak sesuai dengan ruang dan waktu.
Di dalam dunia filsafat juga mengenal
adanya ada, mengada dan pengada. Ada itu berkaitan dengan subjek misalnya guru,
mahasiswa, ilmuwan. Sedangkan mengada adalah hal yang membuat subjek itu ada, misalnya seorang guru
akan dianggap ada jika mereka mengajar, membuat tulisan-tulisan seperti karya
ilmiah, hasil penelitian, jurnal dan tulisan-tulisan lainnya. Sedangkan pengada
merupakan hasil dari mengada tersebut, yang menjadi bukti nyata untuk membuat
seseorang itu benar-benar ada seperti karya ilmiah, jurnal, skripsi, hasil
penelitian dan masih banyak lagi.
B.
Objek Filsafat
Objek adalah suatu hal yang berkenaan
dengan apa yang menjadi sasaran atau tujuan dari hal yang dilakukan oleh
subjek. Secara umum, objek filsafat ada dua, yaitu :
1)
Yang ada
2)
Yang mungkin ada
Dari yang ada dan yang mungkin ada tersebut
jika dilihat dari sudut pandangnya terbagi menjadi 5 jenis, yaitu :
1)
Ada bagi diriku tetapi tidak ada bagi
dirimu
Artinya
suatu hal yang diketahui oleh diri kita namun tidak diketahui oleh orang lain.
2)
Ada bagi dirimu tetapi tidak ada bagi
diriku
Artinya
suatu hal yang diketahui oleh orang lain namun tidak diketahui oleh diri kita.
3)
Adaku bisa menjadi mungkin ada bagimu
Artinya
suatu hal yang diketahui oleh diri kita dapat pula diketahui oleh orang lain.
4)
Adamu bisa menjadi mungkin ada bagiku
Artinya
suatu hal yang diketahui oleh orang lain dapat pula diketahui oleh diri kita.
5)
Ada untuk diriku dan ada untuk dirimu
Artinya
suatu hal yang dapat diketahui oleh diri kita dan orang lain.
C.
Macam, Jenis dan Ilmu-ilmu Filsafat
Berbagai macam jenis filsafat ilmu yang
ternyata selama ini belum kita ketahui. Filsafat ilmu sesuai dengan bidang yang
akan dipelajarinya. Diantaranya adalah sebagai berikut :
·
Realisme : Filsafat yang obyeknya di
luar pikiran
·
Idealisme : Filsafat yang obyeknya di
dalam pikiran
·
Rasionalisme : Filsafat yang dibangun berdasarkan
rasio
·
Empirisme : Filsafat yang dibangun di atas
pengalaman
·
Absolutisme : Filsafat dimana nilai kebenarannya
bersifat mutlak
·
Koherentisme : Filsafat dengan nilai kebenaran
koheren
·
Naturalisme : Filsafat dengan obyek benda-benda
alam
·
Skeptisisme : Filsafat yang berlandaskan
keraguan
·
Transendentalisme : Filsafat yang mempelajari logika para Dewa
·
Materialisme : Filsafat yang hakekatnya adalah
materi
·
Teleologi : Filsafat yang mengatasi
segala ramalan dan prakiraan
·
Analitik : Nama lain Filsafat Bahasa
·
Filsafat
Alam : Filsafat pertama
·
Reduksionisme : Filsafatnya hidup adalah pilihan
(memilih)
·
Utilitarian : Filsafat yang kebenarannya
berdasar asas manfaat
·
Hedonism : Filsafat yang hanya mengejar
kenikmatan dunia
·
Kapitalisme : Filsafat yang dibangun
berdasarkan asas Permodalan
·
Individualtism : Filsafat yang berdasarkan kriteria
diri
·
Obyektivisme : Filsafat yang kebenarannya memerlukan
konfirmasi orang lain
·
Foundationalisme : Filsafatnya yang menggunakan permulaan
·
Intuitionisme : Filsafatnya yang tidak menggunakan
permulaan
·
Infinite
regress : Filsafatnya yang tidak
mau berhenti
·
Tuhan : Kausa Prima
·
Induktionisme : Filsafatnya dari khusus menuju umum
·
Nihilisme : Filsafat yang berkaitan dengan
ketiadaan
·
Monism : Filsafat dimana yang ada
adalah “satu”
·
Dualisme : Filsafat dimana yang ada
adalah “dua”
·
Pluralisme : Filsafat dimana yang ada adalah
“banyak”
Sedangkan khusus di dalam filsafat
pendidikan matematika, terdapat berbagai tokoh yang mengemukakan tentang
pengertian matematika sesuai dengan bidangnya, diantaranya yaitu :
·
Thales
(Matematika adalah ilmu tentang bicara)
·
Plato
(Matematika yang bersifat abstrak)
·
Pythagoras
(Matematika adalah ilmu yang koheren, bilangannya dapat mengatur alam, dalil
Pythagoras adalah yang paling terkenal)
·
Aristoteles
(Matematika adalah hal yang konkret, postulat dan aksioma merupakan landasan)
·
Euclides
(Matematika yang ciri utamanya adalah geometri)
·
Bacon,
Locke, Berkely dan Hume (Matematika adalah persoalan konkrit dalam kehidupan
sehari-hari, bersifat empiris)
·
Rene
Descartes (Matematika berada dalam fikiran, dan biasanya dianggap sebagai anak
rasionalism)
·
Immanuel
Kant (Matematika bersifat sintetik a priori)
·
Leibniz,
Frege dan Russell (Matematika adalah logika, contohnya adalah kalkulus)
·
Brouwer
(Matematika yang berlandaskan intuisi)
·
Lakatos
(Matematika yang berdasarkan pengamatan)
·
Hilbert
(Matematika yang lebih mementingkan kepada sistem)
·
Wittgenstein
(Matematika yang berwujud bahasa)
·
Ebutt
dan Strakker (Matematika yang utama mengenai pola-pola dan relasi)
·
Lobachevski
(Matematika yang bidangnya mengenai kurva-kurva lengkung)
D.
Tujuan dan Manfaat Filsafat
Berbagai
tujuan dan manfaat yang penulis rasakan dan dapatkan selama satu semester mengikuti
perkuliahan filsafat ilmu bersama Bapak Prof. Dr. Marsigit, M. A ini. Adapun
tujuan dan manfaat yang didapatkan sebagai berikut:
1)
Tujuan Filsafat
a.
Untuk mengingatkan kepada manusia bahwa
di dunia ini terdapat banyak ilmu bk yang ada maupun yang mungkin ada yang
belum kita ketahui dan kita fahami.
b.
Untuk mengajarkan kepada manusia untuk
berfikir lebih kritis dengan fikiran yang jernih dan hati yang ikhlas.
c.
Untuk mengingatkan kepada manusia untuk
terus berusaha, berdoa, beristigfhar, memohon ampun dan menyebut nama Tuhan.
2)
Manfaat Filsafat
a.
Membuat kita tahu bahwa ternyata masih
banyak ilmu-ilmu Tuhan di luar sana yang belum kita ketahui dan fahami.
b.
Membuat kita sadar bahwa ternyata kita
masih kecil di hadapan Tuhan, masih belum ada apa-apanya.
c.
Membuat kita sadar untuk tidak sombong,
tidak serakah, tidak cepat merasa puas dengan apa yang kita miliki.
d.
Membuat kita selalu sadar bahwa hidup
ini terus berjalan, jangan berhenti berusaha, berdoa, beristighfar, memohon
ampun dan menyebut nama Tuhan. Karena kehidupan manusia tidak akan berarti
apa-apa kecuali dengan pertolongan dan kehendak Tuhan.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat adalah ilmu tentang olah fikir.
Olah fikir dari semua yang ada di dunia ini. Baik yang ada maupun yang mungkin
ada yang semilyar pangkat semilyarpun kita tidak akan mampu untuk
menyebutkannya. Ilmu-ilmu dalam filsafat memiliki ciri khas, kelebihan dan
kekurangan manusia. Belajar di dalam filsafat berarti kita harus belajar sesuai
dengan ruang dan waktu yang ada serta wadah dan isi. Filsafat juga tidak terlepas
dari ada, mengada dan pengada.
B. Saran
1) Jangan
pernah berhenti untuk berfikir dan membaca, karena dengan berfikir dan membaca
akan membuat kita lebih memaknai dengan apa yang ada di dunia ini.
2) Jangan
pernah merasa sombong, merasa puas merasa cukup dengan apa yang dimiliki.,
karena pada hakekatnya manusia tidak ada yang sempurna. Oleh karena itu dengan
ketidaksempurnaan dan keterbatasan yang dimilikinya itulah manusia diharapkan
untuk terus berusaha, berfikir, dan berdo’a.